8 Pelayan itu menjawab, “Kebetulan masih ada padaku sekeping uang perak. Itu akan kuberikan kepada hamba Allah itu supaya ia mau memberitahu kepada kita di mana keledai-keledai itu.”
9-11 “Baiklah!” jawab Saul. “Mari kita pergi.” Lalu pergilah mereka ke kota, ke tempat hamba Allah itu. Ketika mereka mendaki bukit yang menuju ke kota itu, bertemulah mereka dengan beberapa gadis yang hendak menimba air di sumur. Lalu mereka bertanya kepada gadis-gadis itu, “Apakah petenung ada di kota?” (Pada zaman itu seorang nabi disebut petenung, jadi bilamana seorang ingin menanyakan sesuatu kepada Allah, dia berkata begini, “Marilah kita pergi kepada petenung.”)
12-13 “Ya, ada,” jawab gadis-gadis itu, “baru saja ia berjalan mendahului kalian. Jika kalian cepat, mungkin kalian dapat menyusulnya. Ia baru datang ke kota karena hari ini di atas mezbah di bukit ada persembahan kurban untuk rakyat. Para undangan tidak akan makan sebelum ia datang, karena ia harus memberkati kurban itu dahulu. Jika kalian pergi sekarang, kalian akan menjumpainya sebelum ia mendaki bukit untuk makan.”
14 Jadi Saul dan pelayannya berjalan ke kota, dan ketika mereka masuk pintu gerbang, mereka berpapasan dengan Samuel yang sedang berjalan menuju tempat ibadat di bukit.
15 Adapun sehari sebelum itu Tuhan memberi pesan kepada Samuel begini,
16 “Besok pagi kira-kira waktu begini, Aku akan menyuruh seorang dari suku Benyamin menemuimu. Lantiklah dia dengan upacara peminyakan untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Ia akan menyelamatkan umat-Ku dari orang Filistin. Aku telah melihat penderitaan umat-Ku dan mendengar tangisan mereka meminta tolong.”
17 Ketika Samuel melihat Saul, Tuhan berkata kepadanya, “Inilah orang yang Kusebut kepadamu itu. Dia akan memerintah umat-Ku.”