27 Lalu orang-orang gajian petani itu datang kepada petani itu dan berkata, ‘Tuan, bukankah Tuan menanam benih yang baik di ladang Tuan? Bagaimana jadinya sampai ada alang-alang di sana?’
28 Petani itu menjawab, ‘Itu perbuatan musuh.’ Lalu orang-orang gajian petani itu bertanya lagi, ‘Tuan mau kami pergi mencabut alang-alang itu?’
29 ‘Tidak,’ jawabnya, ‘sebab kalau alang-alang itu dicabut, nanti gandumnya turut tercabut.
30 Biarkanlah alang-alang itu tumbuh bersama-sama sampai waktu menuai. Nanti saya akan berkata kepada orang-orang yang menuai: Kumpulkan dahulu alang-alangnya, ikat, lalu bakar. Sesudah itu kumpulkan gandumnya, lalu simpan di dalam lumbung.’ ”
31 Yesus menceritakan lagi sebuah perumpamaan kepada orang banyak, kata-Nya, “Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti perumpamaan ini: Sebuah biji sawi diambil oleh seseorang, lalu ditanam di ladangnya.
32 Biji sawi adalah benih yang paling kecil. Tetapi kalau sudah tumbuh, ia menjadi yang terbesar di antara tanaman-tanaman. Ia menjadi pohon, sehingga burung-burung datang bersarang pada cabang-cabangnya.”
33 Ada sebuah perumpamaan lain yang diceritakan Yesus kepada orang banyak. “Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti ragi yang diambil oleh seorang wanita, lalu diaduk dengan empat puluh liter tepung terigu sampai berkembang semuanya!”