28 “Kita ini siapa sehingga kita harus tunduk kepada Abimelekh?” kata Gaal. “Dia itu siapa sebenarnya? Bukankah dia anak Gideon yang dengan Zebul wakilnya itu telah menjadi hamba Hemor, ayah Sikhem, leluhur kita!”
29 “Seandainya saya yang memimpin orang-orang Sikhem ini, pasti sudah habislah riwayat Abimelekh itu! Akan saya katakan kepadanya, ‘Ayo maju! Kerahkan tentaramu dan marilah keluar berperang!’ ”
30 Zebul, penguasa kota Sikhem, menjadi marah ketika mendengar omongan Gaal itu.
31 Ia mengirim utusan kepada Abimelekh di Aruma untuk menyampaikan pesan ini, “Gaal anak Ebed bersama-sama dengan saudara-saudaranya telah datang ke Sikhem dan menghasut penduduknya supaya melawan engkau.
32 Karena itu, hendaklah engkau dan orang-orangmu pergi bersembunyi di ladang pada waktu malam.
33 Besok pagi apabila matahari terbit, serbulah kota itu dengan mendadak. Dan jika Gaal dengan orang-orangnya keluar melawan engkau, itulah kesempatanmu untuk menggempur dia!”
34 Maka Abimelekh dengan semua anak buahnya bergerak pada waktu malam. Mereka berpencar menjadi empat pasukan lalu pergi bersembunyi di sekeliling kota Sikhem.