6 Tuhan Yang Mahatinggi berkata, “Celakalah kota yang penuh dengan pembunuh itu! Kota itu seperti periuk berkarat yang tidak pernah digosok. Daging yang ada di dalamnya dikeluarkan sepotong demi sepotong, sampai tak ada satu pun yang masih tinggal.
7 Di kota itu terjadi pembunuhan, tetapi darah kurbannya tidak tercurah ke tanah, melainkan ke atas batu yang keras, sehingga tak dapat ditimbuni.
8 Darah itu Kubiarkan di situ sehingga dapat dilihat dan menuntut balas.”
9 Tuhan Yang Mahatinggi berkata, “Celakalah kota yang penuh dengan pembunuh itu! Aku sendiri yang akan menyusun kayu untuk membakarnya.
10 Tambahlah kayunya! Kipasilah apinya! Rebuslah dagingnya! Buanglah kuahnya. Bakarlah tulang-tulangnya!
11 Sekarang taruhlah periuk perunggu yang kosong itu di atas api dan biarkan sampai merah membara. Sesudah karatnya terbakar, periuk itu akan bersih kembali menurut peraturan agama.
12 Tetapi tidak semua karatnya akan hilang ditelan api.