2 Petrus 2:12-18-19 TSI

12 Tetapi guru-guru palsu itu menghina apa saja yang tidak mereka ketahui. Mereka tidak berakal— sama seperti binatang yang bertindak hanya berdasarkan naluri. Dan mereka juga sama seperti binatang yang kena jerat dan dibinasakan. Begitu juga guru-guru palsu itu akan dibinasakan.

13 Itulah upah yang akan mereka terima atas perbuatan mereka yang jahat.Waspadalah! Mereka senang bergabung dengan kita supaya mereka bisa mempengaruhi kita dengan ajaran sesat mereka. Dan mereka ingin masuk ke antara kita dan ikut dalam pesta perjamuan kita. Tetapi kalau mereka ikut, mereka sangat mencemarkan persekutuan kita. Hal yang paling menggembirakan mereka adalah— ketika sambil makan dan minum dengan rakus dalam pesta perjamuan, mereka menyusup ke dalam persekutuan kita dan dengan licik mempengaruhi kita.

14 Pikiran mereka penuh dengan hawa nafsu untuk berbuat zina dan tidak pernah bosan melakukan kejahatan. Mereka suka merayu dan menjerat saudara-saudari kita yang baru percaya. Dan hati mereka penuh keserakahan, sehingga mereka pintar menipu orang untuk mendapatkan uang. Allah siap menghukum mereka!

15 Mereka tersesat dan sudah meninggalkan jalan yang benar. Mereka sudah mengikuti jalan yang dulu ditempuh Bileam, anak Beor. Maksud saya, sama seperti dia, mereka juga senang sekali dengan uang yang mereka terima dari hasil perbuatan jahat.

16 Tetapi Bileam langsung ditegur karena dosanya itu, waktu Allah membuat keledainya berbicara dengan bahasa manusia. Karena itu Bileam dilarang keras oleh Allah supaya jangan bekerja sebagai dukun gila yang mata duitan.

17 Guru-guru palsu itu sangat tidak berguna. Bagi orang yang haus secara rohani, mereka seperti sungai yang kering. Atau bagi petani yang mengharapkan hujan, mereka seperti awan yang ditiup angin keras, sehingga tidak jadi hujan. Mereka tidak akan pernah terlepas dari hukuman Allah yang sudah disediakan bagi mereka di tempat yang sangat gelap!

18-19 Mereka menyampaikan ajaran-ajaran mereka supaya kedengarannya seperti ilmu yang tinggi, tetapi sebenarnya tidak masuk akal. Mereka mengajar seperti ini, “Sekarang Allah sudah membebaskan kita, jadi Dia tidak akan menghukum kita kalau kita mengikuti berbagai keinginan hawa nafsu yang berasal dari badan kita.” Dengan ajaran seperti itu mereka menjebak saudara-saudari kita yang baru saja meninggalkan hidup mereka yang penuh dosa. Karena guru-guru palsu itu berkata, “Marilah kita hidup bebas,” tetapi hasil ajaran seperti itu bukan kebebasan, tetapi perbudakan. Karena mereka sendiri pun adalah budak dosa. Siapa saja yang dikuasai dosa, dia sudah menjadi budak dosa.