Ibrani 11:6-12 TSI

6 Jelaslah bahwa tanpa percaya penuh, kita tidak mungkin menyenangkan hati-Nya. Karena setiap orang yang mau datang kepada-Nya harus percaya bahwa Allah itu benar-benar ada dan bahwa Dia memberkati setiap orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

7 Contoh lain adalah Nuh: Dia percaya penuh ketika Allah memberitahukan tentang hal-hal yang belum pernah dilihat manusia. Karena Nuh percaya dan menghormati Allah, dia membangun sebuah kapal untuk menyelamatkan keluarganya. Dan karena dengan percaya sepenuhnyalah dia membuktikan bahwa orang-orang yang ada di dunia pada waktu itu salah, dan Allah menerima dia sebagai orang benar.

8 Dan kepercayaan Abraham adalah contoh juga: Dia percaya penuh kepada Allah ketika dia disuruh pergi ke negeri lain— yaitu negeri yang Allah janjikan akan diwariskan kepadanya dan keturunannya. Lalu dengan percaya penuh dia berangkat walaupun dia belum tahu ke mana dia harus pergi.

9 Oleh karena dia percaya penuh, dia bertahan hidup sebagai orang asing di negeri yang Allah janjikan sebagai miliknya. Abraham, Isak, dan Yakub tinggal di sana di dalam kemah-kemah saja. Dan mereka sama-sama mewarisi perjanjian yang sama.

10 Sudah jelas bahwa Abraham sedang menanti-nantikan kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, supaya dia menjadi penduduk kota itu— yaitu kota yang fondasinya tidak akan pernah goncang.

11 Kepercayaan Abraham juga menjadi teladan ketika Sara akan melahirkan Isak. Biarpun mereka sudah tua dan Sara mandul, tetapi Allah membuat Sara bisa mengandung, sehingga mereka mendapatkan keturunan. Hal ini terjadi karena Abraham percaya penuh bahwa Allah setia dan akan menepati janji-Nya.

12 Jadi, karena satu orang saja— yaitu Abraham, percaya sepenuhnya ketika dia sudah tua dan hampir mati, tetapi “keturunannya tidak terhitung banyaknya— seperti bintang-bintang di langit atau pasir di pantai.”