Ibrani 12:16-22-23 TSI

16 Dan kalian juga harus berjaga-jaga supaya tidak ada di antara kalian yang hidupnya cabul dan tidak menghormati Allah seperti yang dilakukan Esau. Sebenarnya sebagai anak pertama, dialah yang berhak mewarisi semua harta benda bapaknya ketika bapaknya meninggal. Tetapi dia menjual semua hartanya itu hanya untuk satu piring makanan saja.

17 Ingatlah yang terjadi kemudian: Ketika dia berubah pikiran dan mau menerima berkat dari bapaknya sebagai anak pertama, tetapi bapaknya menolak untuk memberikan berkat itu kepadanya. Walaupun dia menangis, dia tidak bisa mengubah apa yang sudah dilakukannya.

18 Kita yang datang kepada Allah melalui Kristus dan sesuai dengan perjanjian yang baru tidak seperti umat Israel yang menerima perjanjian yang lama. Mereka datang mendekati gunung duniawi— yaitu Gunung Sinai. Mereka takut sekali karena tiba-tiba cuaca mendung, diliputi kegelapan, diserang angin kencang, dan gunung itu sedang terbakar dengan api yang menyala-nyala.

19 Lalu mereka mendengar bunyi terompet surgawi yang nyaring dan suara Allah sendiri. Nenek moyang kita menjadi sangat takut sehingga mereka meminta Musa supaya Allah tidak lagi berbicara secara langsung kepada mereka.

20 Karena mereka sangat takut sehingga tidak bisa tahan terhadap perintah Allah— yaitu,“Kalau seseorang atau seekor binatang pun menyentuh gunung ini, harus dilempari dengan batu sampai mati.”

21 Dan memang, apa yang mereka lihat begitu menakutkan sampai Musa sendiri pun berkata,“Saya sangat takut dan gemetar.”

22-23 Sebaliknya, secara rohani kita sudah datang kepada Allah melalui perjanjian yang baru. Dan kita diantar oleh Kristus ke Bukit Sion yang baru— yaitu Yerusalem surgawi dan tempat tinggal Allah yang hidup. Kita disambut dengan sukacita sebagai warga kerajaan surga oleh ribuan malaikat, karena kita datang melalui Anak Pertama Allah dan mewarisi segala sesuatu bersama Dia. Kita jemaat dari Anak Allah, dan setiap nama kita tertulis dalam buku kehidupan di surga. Kita diterima oleh Allah— yaitu Dia yang akan mengadili semua orang, dan kita sekarang masuk dalam persekutuan semua orang benar yang sudah mendahului kita dan sudah dijadikan sempurna.