1 Kita tahu bahwa setiap imam agung agama Yahudi, dipilih dari antara orang biasa. Dan dia bertugas sebagai perantara antara manusia dengan Allah, supaya berbagai pemberian sukarela dan kurban-kurban untuk menebus dosa manusia bisa diberikan kepada Allah sesuai dengan peraturan Hukum Taurat yang berlaku.
2 Oleh karena setiap imam agung adalah manusia biasa, dia juga masih sadar akan kelemahan-kelemahannya sendiri. Dengan demikian dia memang boleh memiliki hati yang berpengertian terhadap sesamanya yang sudah melakukan kesalahan karena ketidaktahuan mereka akan kehendak Allah.
3 Dan itulah sebabnya sebelum imam agung mempersembahkan kurban untuk dosa sesamanya, dia harus lebih dulu mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri.
4 Adalah kehormatan besar apabila seseorang menjadi imam agung, karena seseorang tidak bisa mengangkat dirinya menjadi imam agung, tetapi Allah-lah yang memilihnya— sama seperti Harun pada zaman dahulu.
5 Begitu juga dengan Kristus. Dia tidak mengangkat diri-Nya menjadi Imam Agung, tetapi Allah-lah yang memilih Dia untuk jabatan yang terhormat itu ketika Dia berkata kepada Kristus,“Engkau adalah Anak-Ku.Hari ini Aku mengumumkan bahwa Akulah Bapa-Mu.”
6 Dan lagi dalam ayat yang lain Allah berkata kepada-Nya,“Engkau mempunyai jabatan sebagai imam untuk selamanya sesuai dengan pola pengangkatan Imam Melkisedek dahulu.”